Jumat, 11 Oktober 2013

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL & BERBUDAYA



Untuk memahami manusia sebagai makhluk social dan berbudaya, maka kita melihat secara terpisah manusia sebagai makhluk social disatu sisi dan manusia sebagai makhluk yang berbudaya di sisi yang lain. Adapun rinciannya sebagai berikut :

I.              Manusia sebagai Makhluk Sosial
Makna yang terkandung dalam peran manusia sebagai makhluk social yaitu hal-hal yang membuat manusia harus hidup bermasyarakat. Hidup berdampingan dengan manusia lainnya dalam sebuah lingkungan masyarakat atau dinamakan juga dengan istilah bersosialisasi. Mereka saling berinteraksi satu sama lain mulai dari hal-hal yang sifatnya kecil hingga yang besar.
Mulai dari interaksi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sampai interaksi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya. Peran manusia sebagai makhluk social inilah yang pada akhirnya membuat manusia mengenal apa yang dinamakan bahasa atau simbil-simbol lain. Alat yang sering dipergunakan dalam kegiatan interaksinya sebagai makhluk social.

II.           Manusia sebagai makhluk yang berbudaya
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut  antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan.

Beberapa pengertian kebudayaan berbeda dengan pengertian di atas, yaitu:
1.   Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
2.  Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
3.   Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.

Adapun contoh-contoh dampak/hasil yang ditimbulkan dari manusia sebagai makhluk social dan berbudaya adalah :
-      Gotong royong di lingkungan RT/RW setempat dimana kita tinggal.
-      Tidak memutar volume tape/tv terlalu kencang di rumah saat malam hari (menggangu tetangga)
-  Dalam perkumpulan/arisan warga sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.
-       Pemakaian koteka sebagai hasil budaya masyarakat papua
-       Membuang sampah pada tempatnya. Dll.

Jika demikian maka kita dapat mengambil kesimpulan :
-  Budaya dan kebudayaan telah ada sejak manusia berpikir, berkreasi dan berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berpikir dan interpretasi manusia terhadap lingkungannya. Dalam kebudayaaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada kebudayaan tertentu.
-      Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, begitu pula sebaliknya. Di dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaan, dan kebudayaan akan terus berkembang melalui kepribadian tersebut. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari kualitas, karakter dan kemampuan individunya.
-   Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai­-nilai budaya yang berlaku.
-   Kebudayaan dan masyarakatnya memiliki kekuatan yang mampu mengontrol, membentuk dan mencetak individu. Apalagi manusia di samping makhluk individu juga sekaligus makhluk sosial, maka perkembangan dan perilaku individu sangat mungkin dipengaruhi oleh kebudayaan. Atau boleh dikatakan, untuk membentuk karakter manusia paling tepat menggunakan pendekatan budaya.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar