Rabu, 06 November 2013

PENGERTIAN CINTA MENURUT PRIBADI MASING-MASING DAN MANFAATNYA BAGI KITA PARA MANUSIA


Jika kita bicara tentang cinta maka saya membaginya menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Cinta kepada Tuhan
2. Cinta kepada orang tua
3. Cinta kepada istri/kekasih/pacar

Tetapi dalam artikel ini saya lebih cenderung membicarakan CINTA pada istri/kekasih/pacar...

Cinta adalah sebuah dorongan perasaan sayang dalam hati yang timbul dari seseorang dan perasaan itu sangat kuat. oleh karena itu, ketika kita  mendengar kata cinta maka kecenderungan perasaan kita lebih tenang, senang, dan bahagia. Saya  kategorikan cinta sebagai obat anti body, anda mungkin berpikir "ah... itu berlebihan", tetapi tunggu dulu saya dapat mempertanggungjawabkan pernyataan tersebut. Saya pernah  membaca  sebuah artikel (sudah lupa sumber & judul artikel tersebut)  yang  membicarakan  tentang  kesehatan, seorang dokter mengulas bahwa penyakit yang muncul dalam tubuh manusia lebih dari 60% diakibatkan oleh kepahitan, kebencian, sakit hati, dendam, dan turunannya yang lain. Wah... menarik, bukankah kebalikan dari CINTA adalah  kepahitan, kebencian, sakit hati, dendam, dan turunannya itu? Nah sampai disini  anda pembaca  mulai  mengerti bukan ?  mengapa  saya  mengatakan bahwa CINTA adalah  anti bodi :)?

Ada contoh lain : ada seorang customer saya, setahun yang lalu beliau terdeteksi kanker paru & hati, karena kebetulan beliau orang berada (kaya) sehingga  dia berobat  tidak hanya di indonesia (singapore, malaysia & cina).  Namun tidak  banyak perubahan, suatu kali ada seorang dokter langganan beliau  di singapore  menyatakan suatu pernyataan yang  sederhana namun membuat kaget  cliennya ini. Anda mau tau apa kata dokter spesialis kanker paru tersebut? tenang saya akan berbagi dengan anda pembaca setia blog ini :)

Dokter itu mengatakan bahwa penyakit kanker tersebut sudah stadium 4 (sangat parah), sehingga sudah tidak ada lagi caranya untuk menolong clien ini namun masih ada satu cara lagi yang dapat ditempuh diluar medis, yaitu : "bapak harus terus senang, bahagia, tersenyum, dan dekat dengan keluarga", sebab ketika hatinya senang/bahagia maka sel tubuh yang sehat akan jauh lebih kuat untuk menahan serangan sel jahat yang ditimbulkan oleh kanker tersebut, dan ternyata terbukti, beliau baru meninggal 3 bulan yang lalu setelah setahun lebih divonis dokter sebagai penyandang kanker paru & hati stadium 4.

Secara teknis saya akan sedikit menjelaskan mengapa hal itu terjadi, ketika ada cinta dalam hati seseorang maka  akan muncul kekuatan-kekuatan lain diluar alam bawa sadar kita yang mendorong/memampukan kita untuk melakukan sesuatu yang jika dilakukan secara sadar kadang sangat sulit.

Nah, sejauh ini apakah anda pembaca setiah memiliki cinta sejati di dalam hati? Mulai sekarang belajarlah untuk mencintai seseorang yang mungkin sangat special bagi anda namun anda abaikan. Sebab ketika anda mulai belajar mencintai maka anda sedang memperpanjang usia anda. Ketika kita mencintai maka kita sedang mempraktekkan bagaimana cara menolong, memberi perhatian, menjaga, menjadi pendengar yang baik, dll.

Kesimpulan :
  • Ketika kita mencintai seseorang jangan lupakan  nasehat orang tua kita  agar tidak salah  melangkah, karena kadang ketika kita mabuk cinta, sering kita lakukan hal-hal yang dapat merugikan diri kita sendiri.
  • Ketika kita sudah mencintai seseorang sebaiknya jangan ekslusif dalam pergaulan, agar kita lebih sadar dalam memilih pasangan/teman special :).
  • Untuk mengisi setiap pertemuan dengan orang yang kita cintai sebaiknya bicarakan hal-hal yang lebih berbobot, misalnya : plaining masa depan, target-target yang ingin dicapai bersama, apa yang akan dilakukan/kerjakan dikemudian hari, sehingga lebih saling mengenal secara sehat. Jangan saling ja'im (jaga image), terbukalah apa adanya. Jangan berpikir bahwa orang yang kita cintai tidak tahu apa-apa.

Cukup sekian dulu. Jika ada yang salah silahkan dikoreksi.
Penulis : ANTHONIUS LEDOH
 

Jumat, 01 November 2013

HUBUNGAN BUDAYA & SASTRA



Ilmu Budaya Dasar (yang dahulu di sebut sebagai Basic Humanities) berasal dari bahasa latin yang disebut dengan “humanus”, yang memiliki arti manusiawi, berbudaya, dan halus. Pada umumnya, humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya (sejarah, sastra, dll), maka dari itu humanities menjadi ilmu kemanusiaan dan kebudayaan.
Seni termasuk sastra yang penting dalam humanities karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan yang normative, dan bukan sebgai formulasi nilai-nilai kemanusiaan.
Namun, disamping itu sastra memilki peranan yang jauh lebih penting karena sastra menggunakan bahasa. Sementara bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia untuk memahami dirinya sendiri yang akhirnya melahirkan filsafat untuk memahami alam semesta dan akhirnya menciptakan ilmu pengetahuan.
Telah di setujui oleh para ahli di seluruh dunia bahwa bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia secara genetis. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan manusia dalam membentuk lambang atau pun memberi nama guna menandai setiap kenyataan, sedangkan binatang dan tumbuhan tidak mampu melakukan hal itu semua. Bahasa hidup dalam suatu masyarakat dan dipergunakan oleh warganya untuk berkomunikasi. Hal ini membuat kelangsungan hidup suatu bahasa  tergantung oleh dinamika kehidupan budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, budaya yang ada di sekeliling bahasa tersebut akan ikut menentukan wajah dari suatu bahasa.
Bahasa, yang dalam bahasa Inggris adalah language, memiliki definisi – definisi tersendiri bagi para ahli, yakni:

      -  Sturtevent : bahasa adalah system lambang sewenang  – wenang, berupa bunyi yang 
                            digunakan oleh anggota-anggota suatu kelompok social untuk kerjasama dan saling
                            berhubungan.
       - Keraf        : bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat , berupa lambang bunyi 
                            suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Masih banyak lagi sebenarnya pengertian tentang bahasa yang diteliti oleh para ahli bahasa. Setiap bahasan yang ada pada umumnya memiliki kesamaan yang  pada konsepnya meskipun terdapat perbedaan pada penekanannya. Namun, menurut beberapa ilmuwan seperti Linda Thomas dan Shan Wareing dalam buku “Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan”, salah satu cara dalam menelaah bahasa adalah dengan memandangnya sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menggabungkan unit-unit kecil menjadi lebih besar dengan tujuan komunikasi. contohnya adalah penggabungan antara bunyi bahasa (fonem) menjadi kata (butir leksikal) sesuai dengan aturan dari bahasa yang kita gunakan. Butir-butir leksikal ini kemudian di gabungkan kembali untuk membuat struktur tata bahasa, sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam bahasa.

Selain memiliki hubungan dengan bahasa, budaya juga memiliki hubungan dengan prosa. Prosa, yang termasuk dalam sastra, terkadang disebut-sebut sebagai narrative fiction, prose fiction, atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia, sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan di definisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
 
Dalam kesusastraan, kita mengenal prosa lama dan baru, yakni:
-    Contoh-contoh prosa lama:
           * Dongeng
b         * Hikayat
           *  Sejarah
     *  Epos : Cerita pelipur lara

-   Prosa baru meliputi:
         *   Cerita pendek
         *   Roman
         *   Biografi
         *   Kisah
         *  Otobiografi

Dalam keberadaanya, prosa memiliki beberapa nilai-niali yang dapat diperoleh, yakni:
    -  Prosa fiksi dapat memberikan kesenangan atau memberikan hiburan bagi pembacanya, dapat 
             mengembangkan imajinasi dalam mengenal karakter tokoh ataupun daerah
          -  Prosa fiksi dapat memberikan informasi yang belum tentu terdapat pada ensiklopedia.
          -  Prosa fiksi memberikan nilai-nilai kultural atau kebudayaan

Berdasarkan informasi-informasi yang ada, budaya dengan sastra adalah hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena memiliki ketergantungan satu sama lain. Sebagai contoh, ada yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara berpikir manusia atau penutur bahasa. Masinambouw mengatakan bahwa bahasa (sastra) dan kebudayaan merupakan dua system yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan adalah system yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka bahasa (sastra) adalah suatu system yang berfungsi sebagai sarana berlangsunganya suatu interaksi.

Kesimpulan :
-    Dengan begitu dapat disimpulakan bahwa sastra dapat mencerminkan perkembangan sosiologis dan dapat mencerminkan perkembangan suatu masyarakat.
-       Karya sastra tidak dapat dipahami secara selengkap-lengkapnya, apabila dipisahkan 
     dari lingkungan atau kebudayaan atau peradaban yang telah menghasilkanny 
-        Setiap karya sastra yang bisa bertahan lama pada hakikatnya adalah suatu moral, baik d
     alam hubungannya dengan kebudayaan sumbernya maupun hubungannya dengan orang-perorang.

Sumber : http://nindy91.wordpress.com/2010/10/28/hubungan-budaya-dan-sastra/