Jumat, 01 November 2013

HUBUNGAN BUDAYA & SASTRA



Ilmu Budaya Dasar (yang dahulu di sebut sebagai Basic Humanities) berasal dari bahasa latin yang disebut dengan “humanus”, yang memiliki arti manusiawi, berbudaya, dan halus. Pada umumnya, humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya (sejarah, sastra, dll), maka dari itu humanities menjadi ilmu kemanusiaan dan kebudayaan.
Seni termasuk sastra yang penting dalam humanities karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan yang normative, dan bukan sebgai formulasi nilai-nilai kemanusiaan.
Namun, disamping itu sastra memilki peranan yang jauh lebih penting karena sastra menggunakan bahasa. Sementara bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia untuk memahami dirinya sendiri yang akhirnya melahirkan filsafat untuk memahami alam semesta dan akhirnya menciptakan ilmu pengetahuan.
Telah di setujui oleh para ahli di seluruh dunia bahwa bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia secara genetis. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan manusia dalam membentuk lambang atau pun memberi nama guna menandai setiap kenyataan, sedangkan binatang dan tumbuhan tidak mampu melakukan hal itu semua. Bahasa hidup dalam suatu masyarakat dan dipergunakan oleh warganya untuk berkomunikasi. Hal ini membuat kelangsungan hidup suatu bahasa  tergantung oleh dinamika kehidupan budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, budaya yang ada di sekeliling bahasa tersebut akan ikut menentukan wajah dari suatu bahasa.
Bahasa, yang dalam bahasa Inggris adalah language, memiliki definisi – definisi tersendiri bagi para ahli, yakni:

      -  Sturtevent : bahasa adalah system lambang sewenang  – wenang, berupa bunyi yang 
                            digunakan oleh anggota-anggota suatu kelompok social untuk kerjasama dan saling
                            berhubungan.
       - Keraf        : bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat , berupa lambang bunyi 
                            suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Masih banyak lagi sebenarnya pengertian tentang bahasa yang diteliti oleh para ahli bahasa. Setiap bahasan yang ada pada umumnya memiliki kesamaan yang  pada konsepnya meskipun terdapat perbedaan pada penekanannya. Namun, menurut beberapa ilmuwan seperti Linda Thomas dan Shan Wareing dalam buku “Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan”, salah satu cara dalam menelaah bahasa adalah dengan memandangnya sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menggabungkan unit-unit kecil menjadi lebih besar dengan tujuan komunikasi. contohnya adalah penggabungan antara bunyi bahasa (fonem) menjadi kata (butir leksikal) sesuai dengan aturan dari bahasa yang kita gunakan. Butir-butir leksikal ini kemudian di gabungkan kembali untuk membuat struktur tata bahasa, sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam bahasa.

Selain memiliki hubungan dengan bahasa, budaya juga memiliki hubungan dengan prosa. Prosa, yang termasuk dalam sastra, terkadang disebut-sebut sebagai narrative fiction, prose fiction, atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia, sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan di definisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
 
Dalam kesusastraan, kita mengenal prosa lama dan baru, yakni:
-    Contoh-contoh prosa lama:
           * Dongeng
b         * Hikayat
           *  Sejarah
     *  Epos : Cerita pelipur lara

-   Prosa baru meliputi:
         *   Cerita pendek
         *   Roman
         *   Biografi
         *   Kisah
         *  Otobiografi

Dalam keberadaanya, prosa memiliki beberapa nilai-niali yang dapat diperoleh, yakni:
    -  Prosa fiksi dapat memberikan kesenangan atau memberikan hiburan bagi pembacanya, dapat 
             mengembangkan imajinasi dalam mengenal karakter tokoh ataupun daerah
          -  Prosa fiksi dapat memberikan informasi yang belum tentu terdapat pada ensiklopedia.
          -  Prosa fiksi memberikan nilai-nilai kultural atau kebudayaan

Berdasarkan informasi-informasi yang ada, budaya dengan sastra adalah hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena memiliki ketergantungan satu sama lain. Sebagai contoh, ada yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara berpikir manusia atau penutur bahasa. Masinambouw mengatakan bahwa bahasa (sastra) dan kebudayaan merupakan dua system yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan adalah system yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka bahasa (sastra) adalah suatu system yang berfungsi sebagai sarana berlangsunganya suatu interaksi.

Kesimpulan :
-    Dengan begitu dapat disimpulakan bahwa sastra dapat mencerminkan perkembangan sosiologis dan dapat mencerminkan perkembangan suatu masyarakat.
-       Karya sastra tidak dapat dipahami secara selengkap-lengkapnya, apabila dipisahkan 
     dari lingkungan atau kebudayaan atau peradaban yang telah menghasilkanny 
-        Setiap karya sastra yang bisa bertahan lama pada hakikatnya adalah suatu moral, baik d
     alam hubungannya dengan kebudayaan sumbernya maupun hubungannya dengan orang-perorang.

Sumber : http://nindy91.wordpress.com/2010/10/28/hubungan-budaya-dan-sastra/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar